Dalam film ini dikisahkan, bahwa awalnya Chris Gardner (Will Smith) tinggal bersama istrinya, Linda dan anaknya (Jaden Smith) yang baru berusia 5 tahun, di sebuah apartemen yang kecil. Chris menginvestasikan seluruh tabungannya untuk membeli scanner kepadatan tulang (portable bone-density scanners), yang ia tawarkan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lainnya. Memang scanner ini dapat menghasilkan gambar yang lebih baik dibanding x-ray, namun karena harganya masih dianggap mahal, Chris pun menemui kesulitan untuk menjualnya. Sedangkan kebutuhan hidupnya yang terus meningkat membuat keuangannya makin berantakan, meski istrinya sudah menambah shift kerjanya. Hal ini mengakibatkan akhirnya Linda pergi meninggalkan Chris ke kota New York. Awalnya Linda ingin mengajak anaknya, namun tidak jadi karena Chris bersikukuh, Christopher-anaknya, harus tinggal bersamanya. Domino 99
Kehidupan keras Chris Gardner, ternyata sudah ia rasakan semenjak masih kecil, ketika ia tinggal bersama ibunya, tanpa pernah melihat siapa ayahnya. Hal inilah yang membuat dirinya berkeinginan kuat untuk tetap bersama anaknya, karena dia telah mengambil keputusan di masa kecilnya, saat dia memiliki anak nanti, dia tidak ingin anaknya tidak tahu siapa ayahnya seperti yang dia alami.
Chris adalah seorang yang selalu bekerja keras, bertanggungjawab dan optimis. Dia tidak menyalahkan istrinya yang telah pergi meninggalkan dirinya dan anaknya. Chris tidak tenggelam dalam kesedihan akan keadaan yang terjadi, namun ia tetap bekerja keras untuk menjual alat scan-nya. Setiap hari dia menitipkan anaknya-Christopher ke tempat penitipan anak, agar ia dapat fokus bekerja. Untunglah Christopher dapat mengerti dan memahami keadaan mereka sekarang ini.
Dalam keadaan putus asa, secara tidak sengaja, Chris bertemu dengan seseorang yang membawa Ferrari berwarna merah. Chris langsung bertanya kepada orang itu,
“Wow, I gotta ask you two questions. What do you do? And how do you do that?”
“Saya harus menanyakan 2 pertanyaan kepadamu. Apa pekerjaanmu dan bagaimana caramu untuk bisa mendapatkan mobil mewah ini?” Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Dari sinilah perubahan hidup yang dibuat oleh Chris setelah ia memutuskan untuk berkarir sebagai pialang saham.
Chris akhirnya menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds. Dia bersama 19 peserta magang lainnya bersaing untuk menjadi satu orang yang akan dinyatakan lulus dan bekerja di perusahaan tersebut. Selain harus belajar dan bekerja magang di kantor Dean Witter, dia masih harus berusaha menjual alat scan yang tersisa untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan anaknya.
Chris tidak hanya mengalami tantangan untuk menawarkan barang dagangannya, namun ia pun harus rela kehilangan mobil dan juga apartemennya. Dari sinilah, Chris harus hidup tanpa memiliki tempat tinggal, bahkan ia terpaksa harus tidur di kamar mandi umum, karena melihat anaknya sudah sangat lelah dan mengantuk. Di hari-hari berikutnya, Chris dan anaknya harus tidur di tempat-tempat umum, dan terkadang mereka mengantri untuk mendapatkan kamar di sebuah rumah penampungan. Namun karena tempat terbatas, mereka pun harus berkejaran dengan waktu, untuk bisa mendapatkan kamar. Dan apabila tidak berhasil, mereka pun harus tidur di luar. Domino QQ
Usaha keras dan perjuangan dari Chris Gardner akhirnya membuahkan hasil, hingga akhirnya ia berhasil menjadi peserta magang terbaik dan diterima bekerja di Dean Witter Reynolds. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich.
Sumber : https://yprindonesia.wordpress.com/2014/04/11/film-inspiratif-the-pursuit-of-happyness/