Tapi anehnya, film ini justru dicekal dan tidak boleh tayang di Indonesia atas fatwa MUI. Saya rasa tidak ada alasan MUI untuk mencekal film Schindler's List. Kalau alasannya hanya karena takut propaganda Yahudi, justru para ulama terjebak dalam phobia faktor ras. Tapi jika alasannya karena ada adegan-adegan yang terlalu mengerikan di film ini, saya bisa mengerti.
Di film Schindler List ini, ada beberapa adegan yang saya anggap terlalu sadis. Salah satunya adalah adegan pembakaran mayat para tahanan NAZI yang ditampilkan sangat vulgar. Tetapi justru dari sanalah, film yg menjadi salah satu film terbaik sepanjang masa ingin menggambarkan kekejamaan manusia atas dasar kebencian ras bisa lebih buruk daripada binatang sekalipun. Agen Domino 99 Terbaik
Kembali ke sinopsis film The Schindler's List yang menghebohkan ini. Cerita film ini berawal dari kisah seorang pengusaha kaya yang bernama Oscar Schindler.
Dia adalah pengusaha kaya jenius, kharismatik, anggota partai NAZI yang tajir, dekat dengan penguasa, yang hidupnya selalu dipenuhi dengan pesta-pora. Di awal cerita, ingin diberitahu bahwa latar belakang kenapa dia bisa jadi pengusaha sukses.
Oscar Schindler jeli melihat keadaan. Dia pebisnis ulung, dia bisa memanfaatkan situasi perang di Eropa menjadi profit. Pengusaha asal Cekoslovakia ini berhasil menjadi kaya dari perusahaan peralatan perang. Dari usahanya inilah, ketergantungan Jerman akan peralatan perang yg dibuatnya terlihat.
Dan dari sinilah dia berkenalan dengan petinggi-petinggi militer Jerman. Dengan bermodalkan koneksi, dia justru bisa menyelamatkan warga Yahudi dari kepunahan atas penindasan tentara Jerman.
Sebenarnya usahanya untuk menyelematkan warga Yahudi dari pembunuhan massal tidak direncanakannya dari awal. Semua berjalan secara normal adanya. Awalnya, dia hanya memperkerjakan Itzhak Stern sebagai asisten pribadinya yang setia. Tapi dari sinilah awal penyelamatannya dilakukan.
Walaupun dengan kedok ingin pekerjakan buruh murah dari tahanan Nazi yang ber-ras Yahudi, namun akhirnya Oskar Schindler akhirnya menjadi iba dengan apa yang dialami mereka ketika di kamp tahanan. Apalagi beberapa kali menyaksikan Amon Gothe yang menjadi kepala pasukan Nazi yang dengan sewenang-wenang perlakukan tahanan. Kapanpun mau melampiaskan nafsu membunuhnya, sekecil apapun kesalahan tahanan, nyawa langsung melayang oleh letusan senapan.
Sebenarnya Amon Gothe sempat coba untuk insyaf setelah dinasehati oleh Oskar Schindler, ada kesempatan di mana hati nuraninya mencoba melawan watak bengisnya. Tapi ternyata dia kalah juga dengan nafsu jahatnya.
Helen Hirsch (Embeth Davidtz), perempuan Yahudi yang bekerja untuk rumah tangga Amon, mengeluhkan absurditas kesengsaraannya kepada Schindler: andai saja ada seperangkat aturan yang harus ditaati agar orang tetap hidup melampaui ini semua, saya pasti mau melakukannya. Tetapi tidak demikian. Goeth mencabut pistolnya dan menembak seorang perempuan hanya karena perempuan itu kebetulan lewat berpapasan dengannya….
Sebagai seorang saksi atas penyerbuan 1942 atas Ghetto Kraków, ketika tentara-tentara Nazi memindahkan para penghuni ghetto ke kamp konsentrasi di Plaszow, Schindler dikejutkan oleh pembunuhan atas banyak orang Yahudi yang berusaha bersembunyi di rumah-rumah mereka. Schindler adalah seorang brilyan dan diplomatis, dan setelah penyerangan itu ia semakin siap untuk menggunakan semua kecakapannya untuk menyelamatkan Schindlerjuden-nya (orang-orang Yahudi milik Schindler). Ia mengatur dengan Amon Göth, komandan Plaszow, agar 900 orang Yahudi dipindahkan ke sebuah kompleks pabrik di dekatnya dan di sana mereka relatif akan aman dari ancaman para pengawal Jerman. Schindler dua kali ditangkap karena dicurigai melakukan permufakatan, tetapi pada kedua kesempatan itu ia berhasil lolos dari penjara. Schindler biasanya akan menawarkan suap kepada para pejabat pemerintah agar terhindar dari investigasi. Ketika Tentara Merah yang mendekat mengancam untuk membebaskan kamp-kamp konsentrasi tentara Jerman, hampir semuanya dihancurkan, dan sebagian besar tahanannya dihukum mati. Namun Schindler berhasil memindahkan sekitar 1.200 orang "buruh" ke sebuah pabrik di Brünnlitz (Brněnec) di Sudetenland pada Oktober 1944. Ketika kiriman buruh pabriknya keliru dikirim ke Auschwitz, ia berhasil meminta mereka dikembalikan kepadanya. Brünnlitz dibebaskan pada Mei 1945.
Setelah para buruh dipekerjakan sebagai manusia bebas, saat itu juga Oskar Schindler memberikan kebebasan kepada para buruh untuk merayakan Sabat yg dimulai petang hari Jumat karena memang perhitungan hari dimulai jam 6 petang.
Pada pidato terakhirnya di depan seluruh buruh dan para pasukan Nazi yang berjaga-jaga di pabriknya, dia menyatakan diri sudah bangkrut, para buruh yang mantan tahanan Nazi diberikan kebebasan untuk menentukan arah hidup mereka.
Tapi di sisi lain, para pasukan Nazi yang berjaga-jaga juga diberikan kesempatan untuk menangkap mereka, tapi karena memang saat itu Hitler sudah kalah, Jerman sudah jatuh ke tangan Sekutu dan Rusia, maka para tentara Nazi dan Oskar Schindler justru menjadi pihak yang siap diburu tentara lawan.
Pada malam perpisahan sebelum melarikan diri, dia menyesal kalau seandainya saat itu dia sebenarnya masih bisa selamatkan lebih banyak lagi tahanan Yahudi, dia bisa saja menjual perhiasaannya, tapi tidak dia lakukan. Peristiwa yang sangat menyentuh, seorang kafir yang hidupnya urakan mempunyai sisi kemanusiaan dan menjadi tamparan buat penonton film ini.
Di akhir film Schindler's List ini, Stephen Spielberg menampilkan dokumentasi nyata penghormatan dari para tahanan yang masih hidup beserta keturunan mereka yang telah bertumbuh lebih dari 10x lipat.Mereka menempatkan Oskar Schindler sebagai pahlawan ras mereka. Satu per satu keluarga tahanan yang diselamatkan Oskar Schindler meletakkan batu penghormatan satu demi satu.
Schindler dihormati di peringatan Yad Vashem untuk Holocaust di Israel sebagai salah satu dari Orang yang Benar di antara Bangsa-bangsa dan dikuburkan di sebuah Pekuburan Kristen (Katolik Roma) di Mount Zion di Yerusalem. Ia diberikan kehormatan untuk menanam sebuah pohon di Avenue of the Righteous (Jalan Orang yang Benar). Situs Poker Terpercaya
Oskar Schindler bisa dianggap sebagai orang Samaria yang baik yang diumpamakan Yesus Kristus di Injil. Kadang orang yang menganggap diri beragama hanya melakukan hal-hal baik hanya kepada orang yg seiman dengan dirinya. Di luar itu, mereka menganggapnya kafir. Para kaum Farisi adalah kaum yang paling fanatik yang mempraktekkan perlakukan diskriminasi itu, tentunya film ini merupakan pukulan yg sangat telak buat mereka, buat org yang menganggap diri lebih beriman dari orang lain, tetapi tidak terketuk hatinya untuk membantu nyawa manusia yang dianggap berbeda dari dirinya.
Sumber : http://www.speedytown.com/2015/01/sinopsis-film-schindlers-list-kafir.html
